Ikan mempunyai kemampuan mengikuti keadaan dengan lingkungan dengan keasaman yang bervariasi. Beberapa jenis ikan mempunyai rentang ketahanan terhadap keasaman air yang sempit, apabila terjadi perubahan terhadap keasaman air secara mendadak sanggup menyebabkan selesai hidup pada ikan tersebut.
Ikan-ikan konsumsi menyerupai lele, nila, mas, dan bawal cukup rentan terhadap perubahan keasaman yang tiba-tiba, terutama ketika mereka masih kecil. Perubahan keasaman yang mendadak sanggup menyebabkan terjadinya selesai hidup masal pada ikan-ikan tersebut.
Perubahan keasaman pada bak sebagian besar dipengaruhi oleh air hujan yang masuk ke dalam kolam. Hujan, terutama yang terjadi di kota-kota besar biasanya telah tercemar dengan banyak sekali macam gas sehingga sifatnya menjadi lebih asam dibandingkan dengan air kolam.
Peternak ikan biasanya menciptakan semacam epilog bak untuk menghindari masuknya air hujan pada kolam-kolam yang berisi ikan-ikan kecil. Namun gotong royong terdapat cara sederhana yang sanggup dilakukan peternak untuk menjaga keasaman tidak terlalu berubah sesudah hujan tanpa menciptakan epilog kolam, yaitu dengan menawarkan garam.
Garam yang dipakai sanggup berupa garam dapur atau garam khusus ikan yang sanggup dibeli di toko-toko akuarium. Garam ikan lebih manis alasannya ialah kandungannya murni NaCl (tanpa iodium) sehingga lebih kondusif bagi ikan.
Garam yang diberikan pada bak dengan jumlah tertentu akan mempertahankan keasaman dengan cara mengikat zat-zat asam yang tiba bersama air hujan. Garam ini bersifat sebagai buffer atau penjaga keasaman larutan.
Peternak sanggup menawarkan garam pada bak ikan kecil terutama ketika animo hujan tiba. Jumlah garam yang diberikan bervariasi tergantung ukuran kolamnya. Kolam untuk larva yang berukuran 2 x 1 meter dengan kedalaman 20 cm cukup diberi satu genggam garam untuk menjaga kondisi keasaman ketika terjadi hujan.
Dengan menawarkan garam tersebut, diperlukan peternak sanggup mengurangi tingkat selesai hidup ikan alasannya ialah efek keasaman air hujan. Selamat mencoba.
Ikan-ikan konsumsi menyerupai lele, nila, mas, dan bawal cukup rentan terhadap perubahan keasaman yang tiba-tiba, terutama ketika mereka masih kecil. Perubahan keasaman yang mendadak sanggup menyebabkan terjadinya selesai hidup masal pada ikan-ikan tersebut.
Perubahan keasaman pada bak sebagian besar dipengaruhi oleh air hujan yang masuk ke dalam kolam. Hujan, terutama yang terjadi di kota-kota besar biasanya telah tercemar dengan banyak sekali macam gas sehingga sifatnya menjadi lebih asam dibandingkan dengan air kolam.
Peternak ikan biasanya menciptakan semacam epilog bak untuk menghindari masuknya air hujan pada kolam-kolam yang berisi ikan-ikan kecil. Namun gotong royong terdapat cara sederhana yang sanggup dilakukan peternak untuk menjaga keasaman tidak terlalu berubah sesudah hujan tanpa menciptakan epilog kolam, yaitu dengan menawarkan garam.
Garam untuk menjaga mempertahankan tingkat keasaman kolam |
Garam yang dipakai sanggup berupa garam dapur atau garam khusus ikan yang sanggup dibeli di toko-toko akuarium. Garam ikan lebih manis alasannya ialah kandungannya murni NaCl (tanpa iodium) sehingga lebih kondusif bagi ikan.
Garam yang diberikan pada bak dengan jumlah tertentu akan mempertahankan keasaman dengan cara mengikat zat-zat asam yang tiba bersama air hujan. Garam ini bersifat sebagai buffer atau penjaga keasaman larutan.
Peternak sanggup menawarkan garam pada bak ikan kecil terutama ketika animo hujan tiba. Jumlah garam yang diberikan bervariasi tergantung ukuran kolamnya. Kolam untuk larva yang berukuran 2 x 1 meter dengan kedalaman 20 cm cukup diberi satu genggam garam untuk menjaga kondisi keasaman ketika terjadi hujan.
Dengan menawarkan garam tersebut, diperlukan peternak sanggup mengurangi tingkat selesai hidup ikan alasannya ialah efek keasaman air hujan. Selamat mencoba.
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon