Kamis, 02 Agustus 2018

Sebagai ikan konsumsi yang populer, nila mempunyai kandungan gizi yang baik dan rasa yang sedap di mulut. Tak ayal banyak orang membudidayakan ikan ini sebagai perjuangan utama maupun perjuangan sampingan. Banyak yang memelihara di bak tanah, bak beton, maupun bak terpal. Tapi ikan ini tidak sekuat lele yang bahkan sanggup hidup tanpa air yang mengalir, si nila membutuhkan sirkulasi air yang teratur untuk sanggup hidup normal.

Seperti kebanyakan jenis ikan lain, nila anakan terutama yang gres menetas sangat rawan dengan selesai hidup mendadak. Banyak petani ikan dibentuk pusing tujuh keliling alasannya mendadak hampir seluruh nila yang dibesarkannya mati dalam sekejap. Apa bekerjsama yang menjadikan ikan-ikan ini mati secara bersamaan?

Berdasarkan pengalaman aku dan bapak aku yang telah berkecimpung di dunia ikan-ikanan selama bertahun-tahun, nila mati alasannya dampak air yang buruk. Yang aku maksud air yang jelek yaitu perubahan suhu dan keasaman air yang terjadi secara mendadak.

Anakan nila sangat rentan terhadap perubahan kualitas air

Ya....ikan kecil terutama yang gres lahir kurang tahan terhadap perubahan suhu dan keasaman air secara mendadak. Biasanya bak yang kurang dalam dan kurang menerima "peneduh" rentan sekali mengalami perubahan suhu dan keasaman.

Perubahan suhu mendadak umumnya terjadi pada animo kemarau terutama di kawasan pegunungan. Daerah dataran tinggi saat siang hari akan bersuhu panas alasannya sengatan sinar matahari sedangkan di malam hari akan bersuhu sangat dingin. Hal ini akan memicu perubahan suhu air yang sangat signifikan pada bak ikan. Ketika siang hari suhunya naik dan saat malam suhunya turun drastis.

Perubahan keasaman umumnya terjadi di animo hujan terutama di kawasan perkotaan. Perubahan keasaman ini terjadi alasannya dampak air hujan yang membanjiri bak ikan. Uap air yang ada di awan bekerjsama bersifat cenderung netral, namun saat tetes-tetes air ini jatuh dan bertemu dengan gas NO2 dan CO2 di udara, sanggup mengubah sifat air tersebut menjadi asam. Gas-gas tersebut terutama berasal dari asam kendaraan bermotor. Kaprikornus air hujan yang bersifat asam ini akan lebih sering terjadi di kawasan kota yang notabene mempunyai tingkat polusi yang lebih tinggi.

Lalu bagaimana cara mengatasi hal ini?
Kuncinya yaitu satu, yaitu menawarkan atap pada bak yang kita miliki. Atap akan melindungi air dari dampak cahaya matahari yang berlebihan. Atap juga akan melindungi bak dari masuknya air hujan yang bersifat asam. Memang menciptakan atap di bak memerlukan biaya yang mahal, tapi ini tentu saja merupakan investasi yang diharapkan semoga hasil pertanian ikan kita maksimal.

Namun apabila menciptakan atap tidak memungkinkan, sanggup diakali dengan menawarkan arus air yang lebih besar di kolam. Semakin besar dan deras arus air maka semakin cepat air bak berganti, ini akan menjaga suhu dan keasaman air dalam tingkat yang kondusif bagi anakan nila.

Yah...air merupakan media hidup ikan, jadi perubahan yang terjadi pada air tentu akan mempengaruhi ikan yang hidup di dalamnya.

This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post

Advertisement