Ikan Komet Yang Rajin Bertelur

Beberapa waktu yang kemudian ikan komet saya bertelur di dalam akuarium. Padahal akuarium yang saya gunakan berukuran kecil sekitar 50 x 30 x 30 cm yang berisi 7 ekor komet berukuran 3 inchi lebih. Ikan-ikan itu sudah saya beli semenjak 6 bulan yang kemudian di toko ikan hias dengan harga Rp 3.000 per ekornya. Eh tidak disangka-sangka malah mereka bertelur, itu menciptakan saya sangat senang.

Dari 7 ekor ikan komet tersebut, 4 merupakan jantan dan sisanya betina. Jantan sanggup dibedakan dari betina dengan melihat bab epilog insangnya atau operkulum. Pada jantan yang telah cukup umur (sekitar 3 inchi) akan muncul bintik-bintik di epilog insangnya yang disebut dengan breeding tubercles. Sedangkan si betina biasanya akan bertubuh gemuk dan berperut buncit saat telah siap bertelur.

Beberapa hari sebelum komet tersebut bertelur, saya lihat mereka berkejar-kejaran kesana kemari. Si jantan rajn sekali mengejar betina dengan menempelkan mulutnya di bawah perut betina. Itu mungkin yakni bentuk acara pra-perkawinan dari ikan komet. Memang umum di dunia ikan bahwa menjelang perkawinan, si jantan akan selalu terlihat mengejar betina dengan mesranya.

Spot tubercles pada epilog insang komet

Sehari sebelum bertelur, saya sempat mengganti air akuarium setengahnya. Esok paginya, saya temukan telur-telur awut-awutan di dasar akuarium dan air akuarium berwarna agak putih. Air yang putih ini mungkin alasannya yakni sperma dari komet jantan yang tersebar di air. Pagi pukul 8 saya amati ikan-ikan itu masih terus berkejar-kejaran dan telur terus keluar dari kanal kelamin betina. Telur tersebut tidak dikeluarkan sekaligus, namun bertahap sambil si jantan akan membuahinya.

Karena pagi itu saya harus bekerja, maka saya tinggal ikan-ikan tersebut tanpa pengawasan. Sayangnya saat saya pulang bekerja, telur-telur yang tadinya sangat banyak itu sudah ludes, hilang tanpa bekas. Induk-induk komet yang kelaparan telah memakannya. Aduuuh murung sekali saya, kenapa tadi pagi tidak saya pisah dulu induk itu dari telur-telurnya.

Di dasar akuarium hanya tersisa beberapa butir telur yang belum termakan. Akhirnya dengan hati-hati saya ambil telur-telur tersebut dan saya pindahkan ke wadah lain dengan cita-cita akan menetas. Singkat dongeng 3 hari kemudian hanya 1 telur yang menetas alasannya yakni telur-telur yang lain teryata jamuran. Padahal telur-telur tersebut sudah terlihat larva di dalamnya, tapi alasannya yakni ditumbuhi jamur di luarnya, larva komet tidak sanggup keluar dari telur.

Komet betina bertubuh lebih gemuk dari jantan

Dua ahad kemudian saya lihat ikan-ikan komet saya mulai berkejar-kejaran lagi. Cepat sekali pikir saya, mereka belum usang bertelur tapi sudah mau bertelur lagi. Untung-untungan saya ganti lagi air akuarium setengahnya sampai air jadi bersih. Eh besoknya ikan-ikan itu bertelur lagi hahahaha, namun tidak sebanyak sebelumnya. Tidak mau kecolongan, sehabis ikan-ikan itu nampak telah jawaban bertelur, eksklusif saya pindah di akuarium lain biar tidak memakan telurnya sendiri.

Tidak lupa di akuarium yang berisi telur saya beri beberapa tetes methylene blue biar tidak tumbuh jamur. Saya berharap akan banyak telur yang menetas dan tumbuh menjadi komet dewasa. Dapat ikan dari hasil mengawinkan sendiri itu lebih menyenangkan daripada membeli di toko ikan hias hehehe. Ternyata ikan yang mempunyai nama ilmiah Carrasius auratus itu cukup rajin bertelur juga. Dari kejadian tersebut saya menyimpulkan bahwa air akuarium yang higienis ternyata memicu ikan komet cukup umur untuk bertelur.